Ansar Ahmad Berkunjung ke Desa Mentuda Lingga

  • Bagikan
Ribuan masyarakat menyambut kedatangan Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Pelabuhan Jagoh, Dabo Singkep, Lingga. (Ist)

LINGGA, DURASI.co.id – Cuaca di Pelabuhan Jagoh, Dabo Singkep, Kabupaten Lingga sangat cerah, matahari pun belum terlalu tinggi, sinarnya masih hangat, karena memang baru jam 08.00 WIB.

Kapal Kepri 1 sudah melakukan warming up (pemanasan) bersiap mengangkut rombongan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, dan rombongan menuju sebuah pulau terpencil, terisolir dan bahkan bisa dikatakan tertinggal yang terletak di pesisir Kecamatan Lingga, yakni Desa Mentuda, Sabtu (3/9/2022).

Berbalut kaos kuning berkerah, celana kain hitam dan sepatu hitam Ansar didampingi sejumlah pejabat teras Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri masuk ke dalam kapal yang sudah siap berlayar.

Diikuti oleh Tim Khusus Gubernur Kepri Sarafuddin Aluan, Anggota DPRD Kepri Harlianto dan Kamaruddin Ali, Kepala Dinas PUPR Kepri Abu Bakar, Kepala Dinas Perkim Kepri Said Nursyahdu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kesbangpol Kepri Said Sudrajat, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kependudukan Catatan Sipil (PMD dan Dukcapil) Kepri Misni, Kepala Dinas Kominfo Kepri Hasan dan Kepala Biro Umum Kepri Abdullah.

Kapal Kepri 1 menderu mulai berlayar dikemudikan oleh Kapten Azhar dan Mualim Isar Daulay. Gelombang yang tidak terlalu menantang membuat kapal bisa melaju dengan kecepatan stabil, rata-rata 33-34 knot. Jarak tempuh menuju Desa Mentuda sekitar 1 jam.

Mentuda merupakan daerah yang jarang mendapat kesempatan dikunjungi oleh pejabat dari Pemprov Kepri sekelas gubernur, dan Ansar menjadi Gubernur Kepri pertama yang berkunjung ke desa ini.

Beberapa hari sebelumnya Kepala Desa Mentuda Darmawan, berulangkali mengkomunikasikan, memberi tahu, bahwa masyarakat sangat gembira mendengar kabar gubernur akan berkunjung ke desanya.

Berbagai bentuk penyambutan sudah disiapkan, seperti ritual tepung tawar, atraksi silat, pentas seni, kuliner terbaik dan sebagainya.

Informasi antusiasme masyarakat Mentuda tersebut sampai ke telinga Ansar. Kerinduan masyarakat Mentuda terhadap pemimpinnya pun bak ‘gayung bersambut’.

Ansar merespon dengan baik dan membalas antusias untuk hadir di desa yang terletak tepat di belakang Gunung Daik tersebut.

Mulanya Ansar hanya diundang untuk membuka turnamen sepakbola Mentuda Cup V yang diikuti oleh 64 tim se-Kabupaten Lingga. Namun keputusan hadir Ansar tidak hanya sekedar untuk sebuah turnamen sepakbola, melainkan menjadi sebuah tanggungjawab pekerjaan yang saat ini sedang dia emban.

Baca Juga :  Perusahaan Asal China Tertarik Berinvestasi di Batam

“Bagaimana pun caranya negara harus hadir di tengah masyarakat. Dan kita Pemerintah Provinsi Kepri sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat harus bisa hadir di sana, bagaimanapun caranya,” kata Ansar, Sabtu (3/9/2022).

Jika Pemerintah tidak hadir, kata Ansar, maka tidak akan pernah tahu persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

“Beban moral dan tanggungjawab kita besar. Sebagai gubernur saya punya tanggungjawab,” ujar Ansar.

Lingga merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Kepri, memiliki 13 kecamatan, 7 kelurahan dan 82 desa. Sebagian besar desanya  berada di daerah pesisir yang masih terpencil dan terisolir.

Selain sulit akses transportasi, juga minim jaringan komunikasi. Termasuk hal ini dialami oleh masyarakat di Desa Mentuda. Desa Mentuda sendiri terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Pulon, Dusun Jelutung, Dusun Tembuk dan Dusun Mentengah.

Akses menuju Desa Mentuda tidak mudah dan ini dialami oleh Ansar dan rombongan kali ini. Meskipun tetap bisa dilalui, namun untuk kapal berbadan sedikit besar dan lebar seperti Kapal Kepri 1, keadaan alur lautnya terhitung terlalu dangkal dan beresiko kandas.

Karena tidak bisa akses langsung ke Desa Mentuda, Kapten Kapal Kepri 1 Azhar, diarahkan untuk singgah di Dusun Pulon terlebih dahulu, yang alur lautnya masih tergolong dalam.

Puluhan perahu pompong mengiringi Kapal Kepri 1 di Perairan Pulon. Di Pulon para penumpang akan dipindahkan ke perahu pompong yang sudah  menunggu. Cara ini dinilai paling aman dan efektif. Namun cara ini tidak sampat dilakukan.

Sampai di Dusun Pulon, seorang kapten kapal setempat sudah menunggu dan menjamin Kapal Kepri 1 bisa langsung merapat di Desa Mentuda. Namanya Sudir, dia mengetahui seluk beluk alur laut di sekitar Desa Mentuda. Sudir pun diminta segera naik ke Kapal Kepri 1 menggantikan sementara Kapten Azhar, menakhodai kapal hingga merapat di Pelantar Desa Mentuda.

Sudir mulai mengambil alih kemudi, Azhar beralih menjadi mualim, keduanya kolaborasi. Di luar tampak puluhan perahu pompong mengiringi perjalanan Kepri 1 menuju Mentuda dari Pulon.

Jumlah pompong semakin bertambah dihiasi dengan umbul-umbul berwarna-warni, di dalamnya terdapat ibu-ibu, anak-anak, orang tua dengan pakaian terbaik memperlihatkan wajah sumringah sambil melambai-lambaikan tangan.

Baca Juga :  Gubernur Kepri Buka Skansa Eksternal Cup 2022, Harapkan Pemuda Semakin Bertalenta

Salah satu di antaranya tampak seorang wanita ikut mengemudikan perahu pompong mengiringi perjalanan Kepri 1.

Uvoria penjemputan atas kehadiran orang yang dinantikan kehadirannya mulai terasa. Ansar melihat dari jendela dan membalas lambaian tangan masyarakat sambil tersenyum.

“Ternyata ramai dan kompak masyarakat di sini,” kata Ansar.

Kapten Sudir meyakinkan kondisi air akan stabil sampai sekitar jam 12.00 WIB. Bahkan dalam  kondisi air paling surut sekalipun tetap bisa dilalui, ini artinya aman, Kapal Kepri 1 bisa merapat dan aman untuk pulang lagi.

Di sepanjang pelantar Desa mentuda, ribuan masyarakat sudah menunggu dengan pakaian beragam, dari anak-anak sampai orang tua.

Kepala Desa Mentuda Darmawan, yang didampingi sejumlah Tokoh Masyarakat dan adat setempat menyambut Ansar dan rombongan.

Prosesi penyambutan berlanjut, antusiasme masyarakat tumpah. Bahkan seorang ibu berteriak memanggil Ansar dan meminta untuk bersalaman. Tabuhan kompang mengiringi perjalanan Ansar dan rombongan di sepanjang pelantar.

Adat pemberian tepung tawar dilakukan, adat silat dan tradisi penyambutan lainnya tidak ketinggalan. Hingga hidangan makanan terbaik sudah tersaji dengan baik.

Ansar tidak berhenti menyunggingkan senyum, menyalami setiap masyarakat yang ditemui dan menyempatkan diri berswafoto kepada siapapun yang meminta.

Pertemuan Ansar dengan masyarakat Mentuda di pusatkan di lapangan sepak bola. Selain membuka turnamen Sepakbola Mentuda Cup V, merupakan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk bersilaturahmi dengan Gubernur Kepri ini.

Di sini Ansar mulai mendengarkan berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan oleh Kepala Desa Darmawan. Masyarakat merindukan ketersediaan jaringan internet, selain listrik yang masih belum terakses dengan baik.

“Semoga apa yang menjadi keluhan masyarakat ini, dengan hadirnya Bapak Gubernur sekarang, ke depannya bisa ada solusi,” harap darmawan, disambut tepuk tangan masyarakat dengan teriakan “Betuuuul”.

Keluhan lainnya, lanjut Darmawan, saat ini satu-satunya akses ke Desa Mentuda hanya melalui jalur laut yang baru saja dilalui oleh Ansar dan rombongan. Dan sangat bergantung dengan kondisi pasang dan surutnya air.

“Ketika air pasang kami bisa beraktivitas, namun kalau surut kami hanya bisa diam di desa tanpa bisa apa-apa,” ungkap Darmawan.

Tidak cukup dengan apa yang disampaikan oleh Darmawan, ternyata masyarakat juga mengutus salah seorang Tokoh Masyarakat setempat Islam Haris, untuk melengkapi penyampaian aspirasi masyarakat kepada Ansar.

Baca Juga :  20 Tim Ikut Festival Mural Polda Kepri di Terowongan Pelita Batam

Islam melanjutkan, masyarakat Mentuda meminta agar dibangunkan akses jalan darat menuju ibukota di Daik melalui Sei Tenam, agar aktivitas masyarakat bisa lebih leluasa.

Bahkan kata Islam, saat air pasang pun masyarakat masih belum leluasa, karena kapal penumpang yang bersandar di Mentuda masih jarang, atau hanya satu pelayaran.

“Itulah keresahan kami Pak Gubernur, kami butuh akses komunikasi, transportasi dan listrik yang memadai untuk mendukung aktivitas masyarakat dan anak-anak belajar” kata Islam, dan didengarkan oleh Ansar dengan seksama.

Ansar pun menjawab satu persatu keresahan masyarakat Mentuda tersebut. Selain memberikan tambahan kekurangan dana untuk turnamen sepakbola yang sedang dilaksanakan, juga menjelaskan usaha dari Pemprov Kepri dalam upaya memaksimalkan penanggulangan titik-titik blank spot yang ada di Kepri, termasuk di Kabupaten Lingga, dan lebih khususnya lagi untuk Desa Mentuda.

“Waktu baru dilantik, saya bersama Dinas Kominfo langsung ke Kemenkominfo RI. Kita usulkan 111 BTS agar dibangun di Kepri. Dan Alhamdulillah disetujui 77  BTS. Sebanyak 28 BTS di antaranya dialokasikan di Kabupaten Lingga, selebihnya dibagi-bagi di kabupaten dan kota lainnya,” jelas Ansar.

Ansar juga meyakinkan, bahwa saat ini Pemprov Kepri sedang menggesa hingga batas waktu akhir Oktober akses internet di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) sudah bisa terlayani dengan baik.

“Semoga saja, usaha kita ini lancar. Kita butuh doa dari masyarakat semua,” ujar Ansar.

Begitu juga menyangkut akses jalan yang diidamkan oleh masyarakat Mentuda, Sedikitnya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 60 miliar untuk itu. Namun demikian, Ansar masih mengkaji ulang secara teknisnya karena jika jalur yang akan dilalui bersinggungan dengan hutan lindung, prosesnya akan sedikit rumit.

“Masalah jalan perlu kita kaji, kita diskusikan, mana yang paling efektif dibangun aksesnya. Kita hindari hutan lindung. Intinya saya akan dorong ini untuk menindaklanjuti,” kata Ansar.

Begitu juga menyangkut persoalan listrik, Ansar  akan segera komunikasikan hal ini kepada PLN. Tidak hanya untuk di Mentuda, tetapi juga untuk di daerah lain di Kepri yang masing belum teraliri listrik dengan maksimal.

  • Bagikan