Bencana Moral Menghancurkan Peradaban Manusia

  • Bagikan
Muslim Hutabarat. (Dok Pribadi)
Oleh: Muslim Hutabarat

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ 

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Manusia merasa khawtir bila dilanda bencana yang berdampak pada kerugian harta benda. Akan tetapi ada bencana yang lebih jauh lebih dahsyat dampaknya terhadap masa depan generasi manusia yaitu bencana moral yang memporak porandakan manusia.

Rusaknya bangunan masih bisa diperbaiki bahkan bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Tetapi kerusakan moral generasi akibat dangkalnya ilmu budi pekerti dan akhlak tak serta merta dapat dipulihkan dengan mudah. Akar persoalan terletak pada minimnya nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam jiwa manusia.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah kita patut mengelus dada menyaksikan sejumlah fenomena yang terjadi di sekitar kita. Yang lebih menyedihkan lagi para pelaku adalah generasi muda yang notabennya harapan bangsa. Bisa dibayangkan, bagaimana bangsa ini ke depan, jika akhlak anak muda jauh dari nilai-nilai luhur yang diajarkan agama.

Baca Juga :  Pemko Batam Datangkan Ustaz Riza Muhammad pada Malam Nuzulul Quran

Sudah banyak kita lihat di media massa bahkah dunia nyata anak muda yang tega memukul orang tuanya gara-gara tidak dikasih jajan tidak dibelikan handphone, anak sekolah melawan gurunya. Belum lagi perilku lesbian, gay, LGBT yang sangat meresahkan. Kasus seperti ini menjadi tamparan keras bagi kita semua untuk memberi perhatian lebih dalam penguatan paham Agama kepada para remaja.

Kemudahan akses ternologi informasi selain berdampak positif di satu sisi juga mengakibatkan efek negatif di sisi lain. Jika salah jalan dalam menggunakan teknologi, maka itu akan berakibat pada degradasi moral penerus bangsa. Penyakit media sosial yang melanda generasi umat tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa penanganan serius. Ia harus diobati sedini mungkin agar tidak menjadi kronis dan berdampak lebih luas.

Pendidikan yang baik dalam keluarga menjadi temeng kukuh untuk menjaga anak keturunan dari perilaku menyimpang. Orang tua berkewajiban untuk menjaga keluarganya dari berbagai hal yang mendatangkan kemurkaan Allah, sebagai mana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak merdurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan .” ( Q.S. At –tahrim : 6 ).

Salah pergaulan menjadi pintu terjadinya dekadensi moral. Lazimnya para pelaku kejahatan atau pelanggar terhadap aturan agama dan negara tidak sendirian dalam menjalankan aksinya. Mereka akan bersama-sama saling menjerumuskan dalam jurang nista. Para penjudi akan kerkomplot dengan sesama penjudi. Pemabuk akan berkumpul dengan sesama pemabuk.

Baca Juga :  Gubernur Kepri Ajak Umat Internalisasi Nilai-Nilai Alquran

Maling akan mencari temannya yang memiliki kebiasaan yang sama untuk mencuri dan seterusnya. Hal ini bisa kita lihat ketika pihak berwajib melakukan operasi penertiban penyakit masyarakat. Biasanya yang terjaring bukan hanya satu orang tapi kadang dalam jumlah yang relatif banyak.

Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh orang yang menjadi temannya. Umumnya seseorang akan meniru gaya dan karakter orang yang sering bersamanya. Bergaul dengan orang yang tidak baik akhlaknya dan moralitasnya, akan mendorong seseorang untuk bersikap seperti temannya itu. Oleh kerena itu Rasulullah mengingatkan kita dalam sabda beliau :

“Seseorang di atas agama sahabatnya, hendaknya salah seseorang dari kalian melihat siapa yang hendak ia jadikan sahabatnya.” ( H.R. At-Tirmidzi ).

Setiap kita berkewajiban untuk menyelamatkan generasi dari berbagai perilaku menyimpang yang dapat menghancurkan tatanan kehidupan. Bila kita antisipasi bencana alam demikian juga harusnya lebih sigap dalam mengatasi bencana moral. Pendidikan ketauhitan yang utuh dalam sanubari seorang anak dapat membentuk pribadi untuk hidup sesuai dengan tutunan Ilahi.

Wasiat Nabi Ya’qud kepada anak-anaknya menjelang beliau wafat patut dijadikan teladan dalam penanaman tauhid kepada generasi. Nabi Ya’qud tidak khawatir terhadap urusan dunia anak keturunannya sepeninggal beliau. Akan tetapi yang beliau khawatirkan adalah bila tauhid lepas dari hati keturunannya. Hal ini diabadikan dalam Al- Qur’an:

Baca Juga :  Siapakah Pemenang Sesungguhnya di Kehidupan Ini?

Dia berkata pada anak-anaknya “Apa yang kamu sembah sepeninggalanku?” Mereka menjawab,” Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan hanya kepadanya kami berserah diri.” ( Q.S. Al-Baqarah : 133 )

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah Kedua

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ، اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

  • Bagikan