AGAM, DURASI.co.id – Dampak ambruknya dam pengaman embung dan saluran irigasi sungai Batang Sirangkak Gadang, di Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, menjadi perhatian khusus unsur terkait di Pemkab Agam.
Pasalnya, dampak yang ditimbulkan selain memicu terputusnya saluran air bersih yang selama ini dimanfaatkan setidaknya 1.500 kepala keluarga di dua kecamatan masing-masing Kecamatan Canduang dan Kecamatan IV Angkek, juga memicu ancaman kekeringan setidaknya 360 hektar sawah warga di Kecamatan Canduang.
Sebelumnya, tim BPBD Agam bersama jajaran pemerintah kecamatan Canduang, KSB Canduang, TKSK dan OPD terkait Pemkab Agam lainnya sudah mendatangi lokasi terdampak banjir bandang di pinggang Gunung Marapi itu setelah menempuh medan yang cukup berat.
Bahkan dibayangi ancaman longsor besar di lokasi kejadian, sudah mendeteksi kerusakan yang timbul akibat musibah tersebut, termasuk kemungkinan solusi penanganannya.
Sementara terkait ancaman kekeringan terhadap 360 hektar areal persawahan aktif di wilayah Canduang dampak ambruknya saluran irigasi di sungai Batang Sirangkak Gadang itu, kepala Dinas Pertanian Agam Afniwirman, menyebutkan pihaknya masih akan melakukan kajian dan pembahasan bersama, terutama untuk mencari solusi dampak bencana tersebut.
Disebutkan, pihaknya dalam waktu dekat akan menginisiasi pertemuan untuk membahas dampak ambruknya saluran irigasi yang selama ini menjadi sumber utama air di areal persawahan penduduk.
“Kita akan bahas bersama dalam waktu dekat,“ ungkapnya.
Dilain pihak, kepala BPBD Agam Bambang Warsito secara terpisah, menyebutkan tim gabungan BPBD Agam sudah melakukan survei ke lokasi kejadian dan saat ini, tengah mempersiapkan laporan pada pimpinan untuk mengurai detail kejadian termasuk bentuk solusi penanganan yang dilakukan.
“Kita sedang mempersiapkan laporan, untuk penanganan butuh dukungan anggaran yang sangat besar. Laporan detail tengah dipersiapkan untuk pimpinan,“ jelasnya.
