BINTAN, DURASI.co.id – Pemerintah Kabupaten Bintan saat ini memang sangat fokus pada pengembangan Daerah yang diawali dari Desa. Mulai dari Gerbang Kampung, Desa Tangguh hingga Desa Melek Teknologi, semuanya menjadi bagian dari program andalan dalam mewujudkan percepatan pembangunan.
Baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menjalin kerjasama dengan Desa Ponggok Kabupaten Klaten yang telah membuktikan inovasinya dalam mendobrak Pendapatan Asli Desa
“Dari tim branding mereka sudah survei minggu lalu. Rencananya Februari dimulai selama tiga bulan. Pembinaan dan pendampingan dari mereka mulai dari dokumen perencanaan, penguatan kapasitas BUMDes, pelibatan peran Pokmas dan pengambilan kebijakan. Outcome nya pendapatan Desa meningkat” terang Kadis PMD Bintan Ronny Kartika.
“Pada gilirannya perencanaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” tambah Ronny.
Desa Ponggok beberapa waktu lalu sempat viral secara nasional dengan destinasi bawah airnya. Wisata Unggul Ponggok dan inovasi lainnya bahkan hingga saat ini menjadi keran terbesar dalam menyumbang Pendapatan Desa dimana dari sebelumnya Rp. 5 Juta pertahun menjadi Rp. 15 Milyar pertahun. Bahkan di masa pandemi covid-19 pun masih bisa survive dengan Pendapatan Rp 6 Milyar.
Plt. Bupati Bintan Roby Kurniawan menaruh harapan cukup besar atas kerjasama ini. Dirinya ingin agar kolaborasi ini akan menghasilkan feedback yang berkesinambungan.
“Soal belajar memang harus, kita mesti harus terus belajar. Harapan Kami tentunya hal ini bisa menoreh hasil untuk desa-desa kita di Bintan. Desa yang ada di Bintan punya potensi yang luar biasa. Wisata bahari, kuliner, budaya, alam hingga religi, kita punya semua, untuk dikembangkan,” kata Plt.Bupati Bintan Roby Kurniawan
Tercatat ada 7 Desa di Bintan yang nantinya akan mendapatkan pendampingan dari Tim Branding Desa Ponggok. Mulai dari Desa Numbing, Air Gelubi, Berakit, Teluk Bakau, Toapaya, Toapaya Utara hingga Kuala Sempang. Semuanya dipersiapkan dengan beragam potensi Desa yang dimiliki. Sudah diinventarisir potensi yang ada, sudah dibuat skema brandingnya. Tinggal dimanifestasikan semua dalam pelaksanaanya. (*)