Kisah Pilu Kakek Burhan Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot

  • Bagikan
Kakek Burhan saat dijumpai wartawan di kediamannya, Rabu (12/7). Foto: Hery/Durasi.co.id

PALEMBANG, DURASI.co.id – Di tengah hiruk pikuk hidup di pinggiran ibukota Sumatera Selatan, dimana orang-orang hidup dengan bergelimpangan harta dan fasilitas serba ada. Ternyata berbanding terbalik dengan kondisi kakek Burhan (69) Warga Sungai Pedado, RT 30 RW 05, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang harus berjuang hidup dengan belas kasihan warga.

Saat awak media Durasi.co.id bersama Ketua RT 30 RW 05, Nizar dan warga mengunjungi Burhan (69) pada Rabu (13/7/2023), diketahui kakek sebatang kara ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik itu program PKH, KIS maupun program lainnya.

Kondisi tempat tidur kakek Burhan (69). Foto: Hery/Durasi.co.id

Dalam perjalanan menuju rumah kakek Burhan yang terletak di perkebunan berjarak kurang lebih 300 meter dari kampung, harus melewati jalan galangan sawah.

Baca Juga :  Tim Intel Korem 044/Gapo Berhasil Ringkus Begal di Keramasan Kertapati

Pantauan Durasi.co.id, tempat tidur kakek Burhan beralaskan kasur yang lusuh, dan penerangan menggunakan lampu teplok (lampu duduk). Sedangkan untuk masak sehari-hari ia menggunakan kayu bakar.

Kondisi dapur kakek Burhan. (Foto: Hery/Durasi.co.id

Kakek Burhan mengatakan bahwa untuk makan sehari-hari ia menunggu belas kasihan dari warga sekitar.

“Saya sangat berharap banyak kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan dan membantu rakyat kecil seperti saya,” ucapnya dengan lirih.

Reporter: Hery

  • Bagikan