Bocah Wanasari Tenggelam di Sungai Burnai OKU Timur

  • Bagikan
Bocah 9 tahun yang tenggelam di Sungai Burnai, Desa Wanasari, Kampung 5, Kecamatan Semendawai Timur, Ogan Komering Ulu Timur, Senin (5/6/2023).

OKU, DURASI.co.id – Bermaksud mencari ikan di sungai, Sutrisno (9) tenggelam di aliran Sungai Burnai, Desa Wanasari, Kampung 5, Kecamatan Semendawai Timur, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan pada Senin (5/6/2023).

Sutrisno adalah anak pertama dari dua bersaudara, merupakan buah hati dari pasangan Iwan dan Suprih yang merupakan buruh tani.

Mereka sekeluarga baru pulang sekitar satu minggu dari tempat kerjanya di perantauan sebagai tukang sadap karet yang sudah tua dan tidak produktif lagi.

Ibu korban, Suprih mengatakan bahwa Sutrisno tercatat sebagai siswa kelas 1 di SDN Nirwana.

“Hari itu dia bangun lebih pagi, langsung mandi dan memakai seragam sekolah serta berbau harum,” kenang ibunya.

Ia menjelaskan, anaknya sangat senang karena masih diizinkan masuk sekolah setelah beberapa hari tidak masuk karena mengikuti orang tuanya kerja.

“Setelah pulang sekolah sekitar pukul 11.30 WIB sudah diwanti- wanti dan diingatkan agar tidak keluar rumah dan tidak main jauh-jauh,” ujar dia mengisahkan.

Baca Juga :  Komisioner Bawaslu Ogan Ilir Dijemput Paksa Kejari Terkait Dana Hibah Tahun 2020

Namun tanpa sepengetahuan orang tuanya dia dan teman-temannya diam-diam bermain menuju sungai yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.

“Sungai tersebut tadi malam baru di obat potas oleh oknum orang yang tidak diketahui dari aliran atas sana, sehingga banyak warga Wanasari dan sepanjang aliran sungai mendapatkan banyak ikan akibat mabuk keracunan,” sebutnya.

Rombongan anak-anak ini penasaran dengan kondisi sungai yang dipotas tersebut. Melihat sungai yang banyak sekali sisa ikan yang mati terapung di permukaan air. Maka anak-anak ini tanpa berpikir panjang tidak mempertimbangkan resikonya, mereka asyik turun mengambil ikan sampai ke tengah sungai.

“Sebenarnya sudah dilarang kawan-kawannya, namun ada dua anak yang tetap berniat menyeberang,” bebernya.

Karena kondisi sungai yang dalam dampak habis dikeruk beberapa tahun lalu dan arus airnya yang deras sehingga setelah sampai di tengah mereka terbawa pusaran arus sungai sehingga tenggelam.

Baca Juga :  Pastikan Mutu Pelayanan, Direktur Operasional Jasa Raharja dan Tim MAB Kunjungi Sejumlah RS di Palembang

“Apalagi sungai itu untuk ukuran orang tua saja masih tenggelam apalagi cuma anak-anak,” jelasnya.

Dalam peristiwa tersebut satu korban bisa diselamatkan karena masih sempat ditarik tangan dan kepalanya yang masih tampak, sedangkan untuk Sutrisno sudah tenggelam di posisi tengah sungai dan tidak kelihatan.

Karena rombongan ini hanya anak-anak tanpa ada orang dewasa, dia takut mau menolong. Akhirnya salah satu temannya berlari mengabari ibunya bahwa Sutrisno tengelam.

“Mendengar kabar tersebut sontak orang tuanya menangis panik dan warga heboh bergegas menuju ke sungai tempat kejadian untuk berusaha menyelamatkan korban,” katanya.

Pada pukul 13.00 WIB, jasad Sutrisno ditemukan tidak jauh dari lokasi tenggelam dan sudah mengambang tidak terselamatkan nyawanya.

Masih menurut ibunya, sebenarnya ada firasat yang aneh dari almarhum, cuma orang tuanya tidak paham kalau itu permintaan terakhirnya.

“Tiga malam yang lalu dia minta dibelikan topeng kuda lumping juga minta dibelikan sepeda dan oleh bapaknya diiyakan,” kenangnya.

Baca Juga :  Herman Deru Lepas kontingen PORNAS Korp KOPRI XVI

“Dia juga minta kalau sunat nanti di tanggapkan kuda lumping” imbuh cerita ibunya sambil menangis mengenang anaknya.

Sementara ayah korban yang merupakan anggota warga Persaudaraan silat PSHT OKU Timur, masih terpukul dan terdiam lesu merenungi kepergian putra pertamanya untuk selamanya yang masih terlalu muda.

“Kini anak yang rajin ngaji, ramah dan santun serta periang itu telah lebih dulu menghadap sang khalik. Semoga diampuni dosanya dan bahagia di Surga,” ucapnya.

Almarhum dimakamkan sekitar pukul 16.00 WIB di pemakaman umum Desa Wanasari Kampung 5, Kecamatan Semendawai Timur, OKU Timur.

Musibah ini bisa menjadi pelajaran yang mahal dan peringatan bagi orang tua untuk selalu memperhatikan buah hatinya yang masih anak-anak. Untuk selalu mengawasi dengan siapa anaknya bermain dan ke mana dia bermain, sehingga yakin terjaga keamanan dan keselamatannya. (Wd)

  • Bagikan